Donasi

BERJUANG UNTUK KEADILAN EKOLOGI

BERJUANG UNTUK KEADILAN EKOLOGI

berjuang untuk keadilan ekologi

Ujung Sapar Destinasi Ekowisata Potensial

Berbekal pengalaman sepuluh tahun menjadi aktivis lingkungan, Hariyono alias Ejhon, anggota Kaoem Telapak, mulai perlahan mengolah lahan miliknya di Ujung Sapar sebagai destinasi ekowisata.

“Ujung Sapar ini unik, letaknya di semenanjung, jika air pasang, daratan ini akan terbentuk pulau, di pinggir pulaunya terbentuk pantai berpasir putih,” ungkap Ejhon.

Ujung Sapar terletak di Desa Telaga Pulang, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasinya tidak jauh dari danau terbesar di provinsi ini, Danau Sembuluh. Di daratan Ujung Sapar ada banyak pohon besar tumbuh. Ada pohon Pasak Bumi dan Akar Bajakah, yang merupakan salah satu bahan obat terkenal di Kalimantan. Ada pula pohon blangiran yang menurut Ejhon punya kekuatan yang mirip dengan kayu ulin. “Sekarang, masih ada zona hutan pohon Blangiran,” ungkap Ejhon.

Pada musim tertentu, warga sekitar biasanya datang ke Ujung Sapar untuk berkemah atau mencari ikan. “Jika air surut, di sepanjang pinggiran pantai  akan kita temukan kijing (kerang air tawar – red), bisa dijadikan kuliner bagi pengunjung” ungkap Ejhon.

Menurut The Ecotourism Society, Ekowisata adalah bentuk perjalanan wisata ke daerah yang masih alami yang dilakukan atas dasar konservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan serta menyejahterakan masyarakat setempat.

Ejhon, anggota Kaoem Telapak dari Kalimantan Tengah

Ejhon mengaku perlu membersihkan lahannya ini selama enam bulan. Hasilnya, lima dari tujuh titik pantai di Ujung Sapar telah dia dibuka.  Dua titik pantai yang tersisa, Ejhon akan buat home cabin. Setelah itu dia berencana untuk membuat jalur setapak dan gazebo hasil mengolah kayu pohon yang sudah rebah.

Sembari mempercantik pulaunya, Ejhon pun berkordinasi dengan perangkat desa. Dia  menggulirkan ide membangun tempat ekowisata ini. Meskipun, Ejhon menilai Kepala Desa belum menanggapi secara serius. “Jangan-jangan ini hanya omongan kedai kopi aja si Ejhon ini,” ungkapnya. 

Namun Ejhon tidak patah arang. Dia tetap membersihkan pantai, dan mempromosikan destinasi ekowisatanya melalui Facebook. “Alhamdulliah, ada beberapa respon yang menarik,” ujar Ejhon.

Setelah delapan bulan membuka Ekowisata Ujung Sapar, Ejhon mengaku per minggu ada sekitar 200 sampai dengan 500 pengunjung destinasinya ini. Pengunjung merupakan warga lokal sekitar, pekerja perusahaan di sekitar lokasi, dan warga kabupaten. “Biasanya ada rombongan dari kabupaten yang melihat dari Facebook begitu, atau Instagram,” kata Ejhon.

Ejhon berharap Ekowisata Ujung Sapar ini menjadi bisa menjadi destinasi wisata yang penting di Kalimantan tengah, bisa membantu perekonomian warga sekitar, dan bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lain untuk membangun kegiatan ekonomi di kampung.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print