Donasi

BERJUANG UNTUK KEADILAN EKOLOGI

BERJUANG UNTUK KEADILAN EKOLOGI

berjuang untuk keadilan ekologi

PNS yang Aktivis

Tidak banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang juga aktif dalam isu-isu sosial di sekitarnya. Namun hal ini berbeda dengan Sri Endang Sukarsih. Anggota Kaoem Telapak asal Sulawesi Selatan ini memilih untuk turut serta dalam dinamika isu-isu sosial di sekitarnya.


“Saya ini PNS yang aktivis,” kata Sri Endang sambil tertawa.


Sri Endang lahir di Malinau, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menempuh pendidikan S1 di Universitas Hassanudin, Fakultas Kehutanan. Lalu lanjut ke jenjang S2 di jurusan Sistem-Sistem Pertanian.


Sebagai PNS, Sri Endang pernah menjabat sebagai Eselon II di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Tahun 2011 – 2017, dia pernah menjabat sebagai Kepala Biro Napza dan HIV/AIDS. Kemudian 2017 – 2019 dia menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga. Lalu di tahun 2009 – 2020, dia menjadi staf ahli Gubernur Sulawesi Selatan. Setelah itu, dia mutasi ke Poleteknik Pembangunan Pertanian di Gowa sebagai tenaga fungsional dosen pada tahun 2020 sampai dengan sekarang.


Isu-isu Hak-Hak Perempuan, Masyarakat Adat, dan Lingkungan Hidup adalah isu yang menarik perhatian Sri Endang. Dia kerap meneliti mengenai ketimpangan yang di alami oleh kelompok perempuan dalam tata kelola lahan dan hutan.


Menurut Sri Endang, perempuan masih terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan terkait tata kelola lahan dan hutan. “Perempuan banyak memainkan peran namun banyak yang enggan untuk mendokumentasikannya,” ujar Sri.


Sri pun menceritakan hasil penelitiannya di tahun 2000 lalu, di bidang pertanian perempuan berperan dari mulai pembibitan sampai dengan penyajian di meja makan, namun beran yang besar itu dianggap sebelah mata. “Penelitian itu sudah lama banget, tapi situasi belum banyak berubah, warna pertanian kita masih maskulin sekal,” katanya.


TV Celebes interviewed Sri Endang

Sri yang mudah bergaul membuatnya mudah berbaur dengan banyak pihak. Saat dia diberi amanah sebagai Kepala Biro Napza dan HIV/AIDS, banyak korban Napza dan Orang Dengan HIV (Odhiv) yang tidak percaya dengan pemerintah. Namun, setelah dilakukan pendekatan dengan intens, kepercayaan itu mulai terbangun. Sri bersama tim dan jaringan masyarakat sipilnya pun sukses membangun Balata, sebuah pusat rehabilitasi korban Napza di Sulawesi Selatan. Sampai sekarang, Balata itu masih ada.


Saat Sri menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, DPRD Sulawesi Selatan sedang menggodok Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)Pembangunan Pemuda. Sri pun aktif agar raperda ini diloloskan sebagai perda. “Pemuda itu kan harapan bangsa, agent of change, untuk menghadapi bonus demografi ini, Sulawesi Selatan memerlukan perda ini,” ungkapnya.
Sri yang aktif membuat kabarmakasar.com memberikan penghargaan pada dirinya sebagai Aktivis Birokrasi di tahun 2017.


Pertemuan Sri dengan Kaoem Telapak dimulai tahun 2010-an, ketika saat itu dia sedang aktif di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman). Saat itu, Kaoem Telapak mengadakan sosialisasi perekrutan anggota. Sri pun tertarik, lalu mendaftar, dan dia pun diterima sebagai anggota Kaoem Telapak dengan nomor anggota 121. “Saya merasa perlu terus untuk berjejaring,” ungkapnya.


Sri berharap di masa yang akan datang akan lebih banyak perempuan yang hebat, lebih punya peran strategis, dan bisa jadi pengambil kebijakan. “Artinya, sedapat mungkin mengubah yang tadinya ekslusif menjadi inklusif, membuat juga perempuan sadar akan hak-haknya, juga bersuara tidak diam saja,” kata Sri.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print