Mochamad Ichwan, anggota Kaoem Telapak, mengungkapkan dalam menjalani hidup ada tiga prinsip yang harus dipegang oleh umat Islam. Prinsip itu adalah hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal’alam. Di antara ketiga prinsip itu, sayangnya, prinsip habluminal’alam yang paling jarang dibicarakan.
“Prinsip hablum minal’alam ini nyaris tidak tersentuh,” ungkap lelaki lulusan IAIN Tulungagung ini.
Ichwan menjelaskan makna hablum minallah adalah hubungan antara manusia dengan Allah. Hal ini berkaitan dengan ibadah, misalnya salat, zakat, puasa. Lalu, hablum minannas bermakna hubungan antara manusia dengan sesama manusia, contohnya keadilan, kesetaraan, saling menghormati, toleransi. Kemudian, hablum minal’alam adalah prinsip terkait dengan hubungan manusia dengan alam, contohnya tidak buang sampah di sungai.
Menurut Ichwan, luputnya hablum minal’alam dalam wacana beragama menciptakan praktik beragama yang tidak kaffah atau holistik. “Dampaknya, banyak orang beragama buang sampah sembarangan, padahal kebersihan sebagian dari iman,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Ichwan menuturkan, bahwa sebetulnya banyak ajaran agama yang menyuruh manusia menjaga alam. Ichwan memberi contoh dalam agama Islam, ketika ibadah haji, orang tidak boleh membunuh binatang, bahkan mencabut rumput saja tidak boleh. “Ini contoh, agama punya critical thought tentang lingkungan,” ungkapnya.
Ichwan bercerita, di tahun 2009 Kaoem Telapak yang saat itu masih bernama Telapak mengadakan workshop yang mengundang banyak tokoh agama membicarakan perang melawan illegal logging. Saat itu Kaoem Telapak sedang mengawal kasus pembalakan liar yang cukup menarik perhatian publik. Ichwan menilai workshop itu mendapat respons yang positif dari para tokoh agama. “Banyak yang tertarik, Muhammadiyah hadir, NU juga hadir,” ungkapnya.
Dalam konteks saat ini, wacana mengenai agama sebagai sumber inspirasi menjaga lingkungan masih berjalan. Akan tetapi, skalanya belum masif. Meski begitu, Ichwan tetap menyarankan untuk terus menyampaikan pesan-pesan agama tentang menjaga lingkungan.
Apalagi untuk konteks saat ini, ketika banyak orang mulai merasakan perubahan iklim, cuaca tidak menentu. Ichwan berpendapat, mestinya para agamawan mulai mengintegrasikan pesan-pesan itu dalam berkhutbah. “Sehingga umat beragama punya keberpihakan dalam perlindungan lingkungan,” katanya.
Kaoem Telapak adalah organisasi yang unik menurut Ichwan. Di dalamnya anggotanya terdiri dari lintas agama, punya nilai organisasi yang saling menghormati. Ichwan berharap para anggota yang beragam ini mulai membicarakan agama dalam konteks perlindungan lingkungan. “Berbincang mengenai isi agama dalam konteks perlindungan lingkungan, karena ini bukanlah hal baru bagi Kaoem Telapak,” ungkapnya.
adalah Organisasi Non-Pemerintah (NGO) yang berperan aktif dalam dalam pemantauan, pendampingan, dan mendorong perbaikan kebijakan dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Alamat. Jalan Sempur No.5 RT.01 RW.01 Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor Bogor, Jawa Barat. 16129, Indonesia
Telp. (+62) 251-8576-443 | Email. kaoem@kaoemtelapak.org
Kecuali dinyatakan lain, seluruh konten di situs ini dilindungi di bawah lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International license. Ikon oleh The Noun Project.
Kecuali dinyatakan lain, seluruh konten di situs ini dilindungi di bawah lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International license. Ikon oleh The Noun Project.