Donasi

BERJUANG UNTUK KEADILAN EKOLOGI

BERJUANG UNTUK KEADILAN EKOLOGI

berjuang untuk keadilan ekologi

Dari Pandemi Jadi Bikin Destinasi

Pandemi Covid-19, yang berlangsung selama lebih dari dua tahun, membuat banyak  orang berani merealisasikan ide kreatifnya. Salah satunya adalah Hariyono, anggota Kaoem Telapak, yang perlahan tapi pasti sedang membangun situs ekowisata Ujung Sapar, Kalimantan Tengah.

“Idenya sudah lama, dua puluh lima tahun yang lalu, saat datang ke Tanjung Puting, untuk pantau illegal logging,” ungkap lelaki yang biasa disapa Ejhon ini. Saat itu, Ejhon bercerita dengan sahabatnya Hapsoro  yang juga adalah anggota Kaoem Telapak. Dia berniat membeli lahan di kampungnya, Desa Telaga Pulang. Sahabatnya itu menyarankan untuk membeli lahan itu, “Mumpung harganya masih murah,” katanya.

Ejhon pun membeli lahan yang berbatasan langsung dengan Danau Sembuluh tersebut. Ejhon membeli lahan itu dengan harga dua setengah juta rupiah untuk dua puluh hektar. Masyarakat sekitar menamai lahan yang Ejhon beli dengan nama Ujung Sapar. “Ternyata itu nama orang zaman dulu yang pernah membuka lahan pertama di sana, namanya Sapar, karena tanahnya di ujung, namanya jadi Ujung Sapar,” Ejhon menjelaskan.

Setelah Ejhon membeli Ujung Sapar, dia tidak  langsung mengolah lahan tersebut. Dia masih sibuk beraktivitas di tanah perantauan, di Kota Bogor dan Banjarbaru. Ejhon hanya mendatangi Ujung Sapar hanya saat liburan bersama keluarganya. Mereka kemping  bersama.

Ejhon, anggota Kaoem Telapak asal Kalimantan Tengah

Setelah melanglang buana lebih dari dua dekade, Ejhon merasa rindu untuk kembali ke kampung halaman. Dia ingin berbuat sesuatu untuk kampungnya tersebut. Dia merasa berhutang banyak pada kampungnya. “Ibu-Bapak saya sampai bisa menyekolahkan saya, berkat hasil bumi kampung sini,” ujar Ejhon.

Tahun 2021, Pandemic Covid-19 masih berlangsung. Orang-orang sudah mulai bosan di rumah. Saat Ejhon dan keluarga berkemping di Ujung Sapar, sang istri melontarkan ide untuk membuat Ujung Sapar sebagai tempat wisata. Mendengar hal itu, Ejhon menjadi terpantik.

Ejhon menyadari potensi yang ada di Ujung Sapar, dari mulai wilayah alam yang indah sampai dengan daftar kelompok yang potensial menjadi konsumennya. Pengalaman dirinya sebagai aktivis lingkungan, membuat Ejhon memilih konsep ekowisata  untuk Ujung Sapar.

“Konsep yang diinginkan itu, ada wisata alamnya, ada edukasinya, dan ada  keterlibatan masyarakatnya untuk pemberdayaan ekonomi,” kata Ejhon.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print